Moch Adnan 12 Oktober 2014
Kisah Nabi Idris AS
Kisah Nabi Idris AS
Nabi Idris merupakan Nabi dan Rosul kedua setelah Nabi Adam. Beliau memimpin ummat yang masih keturunan Qobil putra dari Nabi Adam yang membunuh saudara kembarnya Habil, Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith. pada waktu itu ummat nabi Idris banyak sekali yang rusak ahlaknya, sehingga Allah menunjuk Idris sebagai nabi sekaligus rosulnya. Tidak hanya itu Allah pun member beliau mukjizat berupa kepandaian disegala bidang.

Baca juga:
Kisah Nabi Adam AS

Dengan adanya mukjizat tersebut nabi Idris pun membuktikan dirinya adalah utusan Allah untuk memperbaiki Ahlak umatnya serta mengajak kepada semuanya untuk menyembah kepada Allah SWT, dan diantara mukjizat yang diberikan Allah kepada nabi Idris, ia adalah orang yang pertama kali dapat menunggang kuda, tulis menulis dan berhitung, membuat serta menjahit yang mana pada zaman itu belum ada satu orangpun yang bisa melakukannya.

Nabi Idris as, banyak mempelajari suhuf-suhuf yang ditirunkan kepada Adam dan Syits, nabi Idris menerima dari Allah 30 shahifah (Lembaran wahyu Allah) yang mana dalam kitab ini berisi ajaran kebenaran. Kitab itu dipakai oleh nabi idris untuk mendakwahi kaumnya. Sehingga umat yang sudah rusak Akhlaknya tersebut sebagian ada yang menerima dan mengikuti ajaran nabi Idris as, dan perlahan-lahan mulai meninggalkan perbuatan maksiat yang pernah mereka lakukan.

Selain kepandaian yang dimilikinya, nabi Idris pun memiliki keberanian dan kegagahan hingga beliau dijuluki “Asadul usud” atau Singa dari segala singa. Karena ia tidak pernah takut dalam menjalankan dakwahnya, kepada kaum yang masih kafir. Namun walau begitu, nabi idris mempunyai sifat pemaaf. Ia tidak pernah menyombongkan dirinya, sehingga sebaian dari kaumnya menerima dakwah Nabi Idris yaitu menyembah Allah SWT.

Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar selamat dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun